SERANG, BantenUpdate79.Com - Sudah terdengar dari semenjak dulu akan ada Masjid Agung di Pamarayan, banyak cerita mengaitkan itu adalah bagian dari sejarah Pamarayan.
Kini cerita tersebut seakan menjadi fakta,bangunan masjid yang baru sajah selesai di bangun di lahan yang menurut informasi wakap dari seorang dokter dengan luas di perkirakan mencapai ribuan meter.
Adanya bangunan Masjid yang sebagian masyarakat mengaitkan dengan sejarah Pamarayan, menjadikan dari berbagai kalangan sangat antusias, termasuk dari pihak sosial kontrol (media) tidak terlalu begitu berperan untuk mengawasi jalannya pembangunan itu.
Namun setelah Masjid itu selesai dibangun, banyak dari kalangan masyarakat yang mengatakan mirip Mushola dan tidak sesuai dengan besaran anggarannya. Hal itu memicu dugaan adanya penyimpangan sebagai ajang korupsi oknum pelaksana.
Saat diamati dan menurut keterangan warga yang tidak menyebut nama, bangunan seluas 18x17 meter dengan luas ruangan 12 x 12 meter ditambah dua bangunan jamban berikut tempat berwudu memang patut dipertanyakan.
Menurutnya, bangunan itu menelan anggaran sekitar kurang lebih tiga miliar, namun bangunan ini dirasa kurang sepadan dengan nilai anggaran sebesar itu.
“Dua miliar juga sudah mewah pak. Bangunan seperti ini kalau menghabiskan biaya tiga miliar harusnya sudah tingkat dan lebih mewah. Ini cuma satu lantai saja, lis atapnya sudah pada terbuka, tembok sudah pada retak,” ujarnya.
Sementara menurut dari beberpa anggota DKM yang sudah dimintai keterangan semua terkesan menutupi. Mulai dari mana anggaran, berapa besar anggaran dan sebagainya, pihaknya tidak satupun bisa menerangkan secara transparan, diduga ada kongkalingkong di antaranya dan terkesan saling lempar.
Sampai tayangnya berita ini belum diketahui dari CV apa sebagai pelaksananya, di lokasi juga tidak ditemukan Papan Informasi Proyek (PIP). Padahal bangunan baru saja selesai pada bulan Desember 2025.
Diduga sengaja dihilangkan untuk menghindari penilaian masyarakat tentang anggaran dengan bentuk bangunannya.
Seseorang berinisial M.NS, yang diketahui berperan penting dalam pembangunan itu, saat dikonfirmasi terkesan mengelak.
“Tanya saja ke Perkim Provinsi atau ke yang punya proyek. Saya tidak punya peran di pembangunan Masjid itu,” ucapnya.
Apa yang dikatakannya itu hampir senada dengan anggota DKM lainnya, termasuk H KM yang seolah tidak tau apa-apa
Sangat disayangkan pihak yang seharusnya tau dan dapat memberikan keterangan terkesan menutup-nutupi dan saling lempar.
Pembangunan Masjid sebagai tempat ibadah yang tidak mungkin dijadikan ajang korupsi, kini menjadi sorotan berbagai pihak. Muncul dugaan-dugaan tidak benar terhadap pelaksana kegiatan.
Hal ini patut dijadikan perhatian bagi para pemangku kebijakan di Provinsi Banten agar dapat segera ditindak lanjuti. (Agus)

Tidak ada komentar:
Tulis komentar